Teknik Review Buku Bacaan dalam Literasi
Hai kawan Literasi,
selama berliterasi kami selalu menuangkan pemahaman kami terhadap bacaan dengan membuat sebuah review. Di situ secara tidak langsung kami dilatih untuk pandai mengolah kata, menguasai banyak kosakata, meningkatkan pemahaman, serta meningkatkan imajinasi.
Ada 4 teknik review yang kami gunakan, yaitu :
1. Teknik Review Ishikawa Fishbone
Teknik review ini tergolong ke dalam teknik yang mudah dibuat. Karena teknik ini kita hanya diminta untuk menuangkan pemahaman kita terhadap bacaan dilihat dari segi pertanyaan ADIK SIMBA (Apa, Di mana, Kapan, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana), serta penambahan tentang hikmah yang terkandung dalam buku bacaan.
Begini bentuknya,
di bagian ekor, berisi identitas buku. Bagian tulangnya berisi ADIK SIMBA/ 5W 1H. Bagian kepalanya adalah hikmah yang dapat didapat setelah membaca buku.
2. Teknik AIH (Alasan Isi Hikmah)
Seperti yang sudah dijelaskan di judul, bahwa teknik AIH ini berisi alasan pembuat review tentang mengapa memilih buku tersebut untuk dibaca, Isi buku yang dianggap menarik, dan hikmah yang bisa dipetik dari buku yang dibaca.
Teknik AIH ini dibuat dalam bentuk paragraf. Kita dituntut untuk lebih pandai menyusun kalimat demi kalimat. Secara tidak langsung penyusunan kalimatnya pun akan terlatih menjadi semakin baik dan benar, berdasarkan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), mengandung kohesi dan koherensi yang baik.
Begini wujudnya,
3. Teknik Y Chart
Teknik ini tingkat kesukarannya lebih tinggi dibanding dua teknik di atas. Untuk itu penggunaan teknik ini disarankan bukan untuk pemula. Karena teknik review ini lebih menekankan pada pemahaman tersirat dari buku yang dibaca.
Teknik Y Chart berisi, Hikmah yang "terasa" dalam bacaan, hal berkesan yang "terlihat" dalam bacaan, hal berkesan yang "terdengar" dari bacaan. Untuk hikmah yang "terasa" di sini yang diminta hampir sama dengan teknik-teknik review yang lain, tetapi dituntut lebih dalam, dicari bukan hanya yang tersurat tetapi yang tersirat juga. Untuk hal berkesan yang "terlihat" dan "terdengar" tentang hal-hal yang menurut pembaca menarik sehingga dapat sangat jelas diimajinasikan dan terngiang-ngiang jelas oleh pembaca.
4. Teknik Infografis
Teknik ini merupakan teknik yang dianggap paling sulit di antara ketiga teknik review yang lain. Karena teknik ini menuntut pembaca untuk memparafrasekan apa yang dibacanya menjadi bentuk karya yang lain, bisa dalam bentuk cerita bergambar, komik, atau bahkan puisi. Namun, isi dari karya yang dibuat ulang tidak boleh keluar dari isi cerita sebenarnya yang ada pada buku.
Nah, demikian penjelasan tentang teknik review buku yang dibaca. Gimana? Bisa kan? Yuuuk kita bikin review buku.
selama berliterasi kami selalu menuangkan pemahaman kami terhadap bacaan dengan membuat sebuah review. Di situ secara tidak langsung kami dilatih untuk pandai mengolah kata, menguasai banyak kosakata, meningkatkan pemahaman, serta meningkatkan imajinasi.
Ada 4 teknik review yang kami gunakan, yaitu :
1. Teknik Review Ishikawa Fishbone
Teknik review ini tergolong ke dalam teknik yang mudah dibuat. Karena teknik ini kita hanya diminta untuk menuangkan pemahaman kita terhadap bacaan dilihat dari segi pertanyaan ADIK SIMBA (Apa, Di mana, Kapan, Siapa, Mengapa, dan Bagaimana), serta penambahan tentang hikmah yang terkandung dalam buku bacaan.
Begini bentuknya,
di bagian ekor, berisi identitas buku. Bagian tulangnya berisi ADIK SIMBA/ 5W 1H. Bagian kepalanya adalah hikmah yang dapat didapat setelah membaca buku.
2. Teknik AIH (Alasan Isi Hikmah)
Seperti yang sudah dijelaskan di judul, bahwa teknik AIH ini berisi alasan pembuat review tentang mengapa memilih buku tersebut untuk dibaca, Isi buku yang dianggap menarik, dan hikmah yang bisa dipetik dari buku yang dibaca.
Teknik AIH ini dibuat dalam bentuk paragraf. Kita dituntut untuk lebih pandai menyusun kalimat demi kalimat. Secara tidak langsung penyusunan kalimatnya pun akan terlatih menjadi semakin baik dan benar, berdasarkan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia), mengandung kohesi dan koherensi yang baik.
Begini wujudnya,
3. Teknik Y Chart
Teknik ini tingkat kesukarannya lebih tinggi dibanding dua teknik di atas. Untuk itu penggunaan teknik ini disarankan bukan untuk pemula. Karena teknik review ini lebih menekankan pada pemahaman tersirat dari buku yang dibaca.
Teknik Y Chart berisi, Hikmah yang "terasa" dalam bacaan, hal berkesan yang "terlihat" dalam bacaan, hal berkesan yang "terdengar" dari bacaan. Untuk hikmah yang "terasa" di sini yang diminta hampir sama dengan teknik-teknik review yang lain, tetapi dituntut lebih dalam, dicari bukan hanya yang tersurat tetapi yang tersirat juga. Untuk hal berkesan yang "terlihat" dan "terdengar" tentang hal-hal yang menurut pembaca menarik sehingga dapat sangat jelas diimajinasikan dan terngiang-ngiang jelas oleh pembaca.
4. Teknik Infografis
Teknik ini merupakan teknik yang dianggap paling sulit di antara ketiga teknik review yang lain. Karena teknik ini menuntut pembaca untuk memparafrasekan apa yang dibacanya menjadi bentuk karya yang lain, bisa dalam bentuk cerita bergambar, komik, atau bahkan puisi. Namun, isi dari karya yang dibuat ulang tidak boleh keluar dari isi cerita sebenarnya yang ada pada buku.
Nah, demikian penjelasan tentang teknik review buku yang dibaca. Gimana? Bisa kan? Yuuuk kita bikin review buku.
Komentar
Posting Komentar